Keuangan

Apa Penyebab Kebanyakan Orang Terlilit Utang? Ini 7 Kesalahan Finansial yang Masih Sering Terjadi

Di tengah era digital dan gaya hidup serba cepat di 2025, banyak orang merasa memiliki kontrol penuh atas keuangannya. Namun kenyataannya, masih banyak yang terjebak dalam lingkaran utang. Pertanyaannya, apa penyebab kebanyakan orang terlilit utang meskipun penghasilan mereka sebenarnya cukup? Ternyata, penyebabnya tidak sesederhana karena kurang uang. Ada faktor kebiasaan, psikologis, hingga kesalahan dalam mengelola finansial yang sering kali diabaikan.

Artikel ini akan membahas secara tuntas 7 kesalahan finansial yang masih sering terjadi hingga kini, dan bagaimana kamu bisa menghindarinya agar keuangan tetap sehat di tengah tantangan ekonomi 2025. Yuk simak!

1. Gaya Hidup Melebihi Penghasilan

Salah satu penyebab utama banyak orang terlilit utang adalah kebiasaan hidup di atas kemampuan finansial. Banyak yang beranggapan, selama gaji masih masuk setiap bulan, pengeluaran besar bukan masalah. Padahal, tanpa perencanaan matang, hal ini bisa membuat keuangan bocor tanpa disadari.

Fenomena lifestyle inflation (kenaikan gaya hidup seiring kenaikan pendapatan) menjadi jebakan umum. Setiap kali pendapatan naik, keinginan pun ikut naik, tanpa ada peningkatan dalam tabungan atau investasi.

Baca juga : Ternyata Ini 7 Penyebab Rezeki Suami Terasa Seret di 2025, Nomor 4 Sering Tak Disadari

2. Terjebak Cicilan Tanpa Perhitungan

Kemudahan kredit, paylater, dan pinjaman online di 2025 membuat banyak orang merasa semua barang bisa dimiliki sekarang dan dibayar nanti. Sayangnya, tanpa menghitung rasio cicilan terhadap penghasilan, beban utang bisa menumpuk. Idealnya, total cicilan tidak melebihi 30% dari pendapatan bulanan. Jika lebih, maka risiko gagal bayar akan meningkat.

Gadai BPKB Mobil SEVA

3. Tidak Memiliki Dana Darurat

Banyak yang mengabaikan pentingnya dana darurat, padahal ini adalah tameng utama dari utang. Ketika kondisi mendesak datang, seperti biaya rumah sakit, kehilangan pekerjaan, atau perbaikan kendaraan, tanpa dana darurat, satu-satunya solusi yang dianggap cepat adalah berutang. Dana darurat idealnya mencakup 3–6 bulan pengeluaran rutin, disimpan di rekening yang mudah diakses.

4. Kurangnya Literasi Finansial

Masih banyak orang yang belum memahami konsep dasar pengelolaan uang, seperti perbedaan antara aset produktif dan konsumtif, atau cara menghitung bunga pinjaman. Rendahnya literasi finansial membuat banyak orang mengambil keputusan keuangan secara emosional, bukan rasional. Misalnya, meminjam uang hanya untuk membeli barang yang sebenarnya tidak mendesak.

5. Tidak Punya Tujuan Keuangan Jangka Panjang

Tanpa arah dan tujuan yang jelas, pengelolaan uang sering kali bersifat reaktif. Banyak orang fokus pada kebutuhan jangka pendek, tanpa memikirkan bagaimana membangun keamanan finansial di masa depan. Padahal, dengan rencana jangka panjang seperti menyiapkan dana pensiun atau pendidikan anak, kita bisa lebih disiplin mengatur pengeluaran dan terhindar dari utang konsumtif.

6. Mengabaikan Catatan dan Evaluasi Keuangan

Tanpa pencatatan, pengeluaran kecil bisa menjadi penyebab besar kebocoran keuangan. Misalnya, kopi harian, langganan aplikasi, atau ongkos transportasi yang tampak kecil namun jika diakumulasikan, nilainya bisa besar. Membiasakan diri mencatat dan mengevaluasi pengeluaran adalah langkah penting agar kamu tahu ke mana uangmu sebenarnya pergi.

7. Tidak Tahu Cara Mengelola Utang yang Sudah Ada

Banyak orang berpikir, solusi satu-satunya untuk keluar dari utang adalah dengan berhutang lagi. Padahal, yang dibutuhkan adalah strategi pelunasan yang tepat. Misalnya, dengan metode debt snowball (melunasi utang kecil terlebih dahulu) atau debt avalanche (melunasi utang dengan bunga terbesar dulu). Menyusun prioritas pembayaran dapat membantu kamu keluar dari jerat utang secara lebih terarah.

Gadai BPKB Mobil SEVA

Solusi Finansial Saat Butuh Dana Cepat

Ketika kamu membutuhkan dana tambahan, penting untuk memilih sumber pinjaman yang aman, transparan, dan terpercaya. Salah satu opsi yang bisa dipertimbangkan adalah Pinjaman Jaminan BPKB SEVA.

Pinjaman Jaminan BPKB SEVA adalah fasilitas pinjaman dana cepat dengan jaminan BPKB mobil, yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti modal usaha, pendidikan, pernikahan, atau renovasi rumah. Proses pengajuan di SEVA.id dilakukan secara online dan hanya memerlukan waktu sekitar 30 detik untuk mengisi formulir awal. Setelah itu, tim SEVA akan menghubungi kamu dalam waktu 1×24 jam untuk konfirmasi.

Dengan bunga mulai dari 0,75% per bulan dan tenor 1–4 tahun, layanan ini memberikan keleluasaan dalam mengatur pembayaran. Selain itu, SEVA bekerja sama dengan Astra Credit Companies (ACC) dan Toyota Astra Finance (TAF) yang telah diawasi oleh OJK, sehingga keamanannya terjamin.

Kamu dapat mengunjungi www.seva.id untuk informasi lengkap mengenai layanan finansial yang ditawarkan, termasuk simulasi pinjaman. Misalnya, pinjaman Rp50.000.000 dengan tenor 12 bulan memiliki angsuran sekitar Rp4.542.000 per bulan dengan bunga 0,75% per bulan (simulasi bersifat estimasi dan bisa berbeda tergantung hasil evaluasi).

Dengan SEVA, kamu bisa mengajukan pinjaman secara mudah, aman, dan nyaman, tanpa harus khawatir soal proses yang rumit. Cukup siapkan dokumen seperti KTP, KK, NPWP, BPKB, STNK, dan cover buku tabungan, maka dana bisa segera cair setelah survei dan verifikasi selesai dilakukan.

Baca juga : Apa yang Harus Dilakukan Ketika Terlilit Utang? Ini 7 Langkah agar Keuanganmu Pulih

Kesimpulan

Mengetahui apa penyebab kebanyakan orang terlilit utang adalah langkah pertama untuk menghindarinya. Dari kebiasaan hidup di atas penghasilan hingga kurangnya literasi finansial, semua bisa diatasi dengan disiplin dan kesadaran diri. Jangan menunggu sampai keuanganmu benar-benar kritis baru mulai berubah.

Jika kamu memang membutuhkan dana tambahan untuk kebutuhan penting, pastikan memilih layanan pinjaman yang aman dan terpercaya seperti Pinjaman Jaminan BPKB SEVA. Dengan proses mudah dan bunga kompetitif, SEVA.id dapat menjadi solusi finansial yang membantu kamu menjaga kestabilan keuangan tanpa terjebak dalam utang konsumtif.

FAQ

1. Apa perbedaan antara utang produktif dan utang konsumtif?
Utang produktif digunakan untuk hal yang menghasilkan nilai atau pendapatan baru, seperti modal usaha. Sementara utang konsumtif hanya untuk memenuhi keinginan, seperti membeli barang non-esensial.

2. Bagaimana cara menentukan batas aman jumlah utang?
Idealnya, total cicilan bulanan tidak melebihi 30% dari total penghasilan agar tetap bisa memenuhi kebutuhan pokok dan menabung.

3. Apa yang harus dilakukan jika sudah telanjur banyak utang?
Buat daftar seluruh utang, urutkan berdasarkan bunga dan jatuh tempo, lalu fokus melunasi satu per satu menggunakan strategi seperti snowball atau avalanche.

4. Apakah mengajukan pinjaman di SEVA memerlukan jaminan mobil tertentu?
Ya, pinjaman jaminan BPKB di SEVA menggunakan BPKB mobil sebagai agunan. Mobil yang dijaminkan sebaiknya dalam kondisi baik dan sesuai dengan kriteria dari pihak mitra pembiayaan.

5. Bisakah dana dari SEVA digunakan untuk kebutuhan non-bisnis?
Bisa. Pinjaman Jaminan BPKB SEVA dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan pribadi seperti renovasi rumah, biaya pendidikan, atau pernikahan, sesuai dengan kebutuhan finansial kamu.