Berita Utama Otomotif

Efek Etanol terhadap Mesin Injeksi dan Karburator, Mana yang Lebih Rentan Rusak?

Pemerintah Indonesia sedang gencar mendorong penggunaan bahan bakar campuran etanol, terutama dengan target implementasi mandatori E10 di tahun-tahun mendatang. Program ini menjadi bagian penting dari transisi energi bersih nasional. Tapi muncul satu pertanyaan yang cukup sering dibicarakan para pemilik kendaraan: Apakah etanol merusak mesin? Terutama, bagaimana efeknya pada mesin injeksi modern dan mesin karburator yang masih banyak digunakan di kendaraan lawas? Mari kita bahas secara menyeluruh!,

Apa Itu Etanol dalam BBM dan Kenapa Digunakan?

Etanol adalah senyawa alkohol yang bisa diproduksi dari bahan nabati seperti tebu atau singkong. Ketika dicampurkan ke dalam bensin, etanol berfungsi sebagai biofuel yang membantu menurunkan emisi karbon. Di banyak negara, campuran etanol sudah lama digunakan, misalnya E10 (10% etanol dan 90% bensin) atau bahkan E85.

Selain ramah lingkungan, etanol juga meningkatkan angka oktan, membuat pembakaran lebih efisien dan bersih. Namun, di sisi lain, ada kekhawatiran terkait efeknya terhadap daya tahan komponen mesin, terutama pada sistem bahan bakar lama seperti karburator.

Baca juga : 10 Cara Cerdas Hemat Bensin Saat Traveling Pakai Terios, Cocok Buat Liburan Keluarga

Apakah Etanol Merusak Mesin?

Secara umum, etanol tidak merusak mesin bila digunakan sesuai kadar yang direkomendasikan, misalnya campuran hingga 10% (E10). Namun, efeknya bisa berbeda antara mesin injeksi dan karburator.

Etanol bersifat higroskopis, artinya mudah menyerap air dari udara. Jika terlalu banyak air terserap, bisa menimbulkan korosi atau karat pada tangki dan saluran bahan bakar. Pada mesin injeksi modern, risiko ini bisa diminimalkan karena sistemnya tertutup dan bertekanan, sedangkan pada mesin karburator yang masih terbuka, potensi kerusakan lebih tinggi.

Mesin Injeksi: Lebih Tahan terhadap Campuran Etanol

Kendaraan modern dengan sistem injeksi bahan bakar elektronik (EFI) umumnya sudah dirancang untuk kompatibel dengan campuran etanol hingga 10%. Pabrikan global seperti Toyota, Honda, dan Suzuki telah menyesuaikan material komponen seperti selang bahan bakar, gasket, dan injektor agar tahan terhadap etanol.

Selain itu, sistem injeksi juga mampu menyesuaikan rasio udara dan bahan bakar secara otomatis melalui sensor oksigen. Jadi, ketika kadar etanol dalam bensin sedikit lebih tinggi, ECU (Electronic Control Unit) akan menyesuaikan agar pembakaran tetap efisien.

Singkatnya, untuk mobil injeksi keluaran 2010 ke atas, penggunaan BBM dengan campuran etanol aman dan tidak menurunkan performa mesin secara signifikan.

Mesin Karburator: Rentan terhadap Korosi dan Endapan

Berbeda dengan injeksi, mesin karburator lebih rentan terhadap efek negatif etanol. Sistem bahan bakarnya tidak tertutup rapat, sehingga udara luar mudah masuk dan menyebabkan etanol menyerap kelembapan.

Air yang terserap dapat memicu korosi pada karburator, tangki, dan saluran bahan bakar. Selain itu, etanol juga memiliki daya larut tinggi, yang bisa mengangkat endapan lama di tangki bensin dan menyebabkan penyumbatan di karburator.

Beberapa pengguna motor lawas bahkan melaporkan karburator jadi lebih cepat kotor atau sulit dihidupkan saat pagi hari setelah menggunakan bensin campuran etanol. Meski demikian, masalah ini umumnya tidak fatal dan bisa diatasi dengan pembersihan rutin atau penggunaan aditif pelindung bahan bakar.

Hasil Uji dan Pendapat Ahli

Menurut hasil uji coba yang diberitakan oleh berbagai media otomotif nasional, penurunan performa mesin akibat campuran etanol 3,5% hingga 10% hanya sekitar 1% saja, alias hampir tidak terasa dalam penggunaan harian. Dosen Program Studi Teknik Pangan FTI – ITB, Profesor Ronny Purwadi, juga menegaskan bahwa etanol tidak menyebabkan korosi langsung, selama kendaraan digunakan rutin dan sistem bahan bakar terjaga.

“Etanol memang bersifat higroskopis, artinya mudah menyerap air. Tapi higroskopis bukan berarti korosif,” ujar Ronny dikutip dari Antara, Senin (21/10).

“Korosi nggak? Enggak. Pipa? Nggak juga karena dilapisi. Jadi akan sangat tergantung kepada kondisinya. Kalau misal besinya besi biasa, dibiarin begitu saja ya karatan juga,” tambahnya.

Artinya, selama pemilik kendaraan melakukan perawatan berkala dan tidak membiarkan bahan bakar mengendap lama di tangki, risiko kerusakan bisa diminimalkan.

Tips Agar Mesin Aman dengan BBM Etanol

  1. Gunakan bahan bakar dari SPBU resmi untuk memastikan kadar etanol sesuai standar.
  2. Jangan biarkan kendaraan terlalu lama tidak digunakan.
  3. Lakukan servis berkala, termasuk pembersihan injektor atau karburator.
  4. Gunakan aditif bahan bakar bila diperlukan, terutama untuk kendaraan lawas.
  5. Pastikan sistem bahan bakar (selang, filter, dan tangki) dalam kondisi baik.

Mau Ganti ke Mobil yang Lebih Siap Etanol? Cek di SEVA!

Kalau kamu merasa mobil lamamu sudah mulai kesulitan beradaptasi dengan BBM campuran etanol, mungkin ini saatnya mempertimbangkan mobil baru yang sudah kompatibel dengan E10. Di Katalog Mobil Baru SEVA, kamu bisa menemukan berbagai pilihan mobil injeksi modern yang lebih efisien, rendah emisi, dan siap menghadapi era bahan bakar bio.

Proses pembelian mobil di SEVA.id juga mudah dan transparan. Kamu bisa mengajukan kredit mobil secara online, melakukan simulasi cicilan lewat fitur Kalkulator Kredit SEVA, dan bahkan menggunakan fitur Instant Approval untuk mendapatkan hasil persetujuan lebih cepat.

SEVA bekerja sama dengan lembaga pembiayaan terpercaya seperti Astra Credit Companies (ACC) yang sudah diawasi OJK, sehingga prosesnya aman dan profesional. Setelah semua tahap disetujui, mobil impianmu bisa langsung dikirim ke rumah tanpa perlu repot ke dealer.

Baca juga : 10 Mobil Paling Irit untuk Taksi Online di 2025: Hemat Bensin, Untung Maksimal!

Kesimpulan

Jadi, menjawab pertanyaan utama: Apakah etanol merusak mesin? Tidak, selama kadar etanol sesuai standar (E10) dan kendaraan digunakan serta dirawat dengan benar.

Mesin injeksi cenderung lebih siap menghadapi bahan bakar etanol karena sistem tertutup dan materialnya sudah disesuaikan. Sedangkan karburator memang sedikit lebih rentan, tapi bukan berarti tidak bisa menggunakan etanol sama sekali.

Intinya, pemilik kendaraan hanya perlu lebih rajin menjaga kebersihan sistem bahan bakar dan memilih BBM dari sumber terpercaya. Dan kalau ingin lebih tenang menghadapi transisi energi hijau, mobil-mobil baru yang sudah siap E10 bisa kamu temukan langsung di SEVA.id!

FAQ

1. Apakah etanol membuat mesin cepat panas?
Tidak secara langsung. Etanol justru menurunkan suhu pembakaran karena kandungan oksigennya tinggi, namun jika sistem bahan bakar tidak optimal, bisa timbul gejala panas berlebih.

2. Apakah etanol bisa membuat konsumsi BBM jadi boros?
Sedikit, karena kandungan energi etanol lebih rendah dari bensin murni. Namun selisihnya hanya sekitar 1–3% dan tidak signifikan untuk pemakaian harian.

3. Apakah semua mobil injeksi bisa pakai E10?
Sebagian besar mobil injeksi keluaran 2010 keatas sudah kompatibel, tapi selalu cek rekomendasi pabrikan di buku manual kendaraan.

4. Bagaimana cara melindungi mesin karburator dari efek etanol?
Gunakan aditif pelindung, hindari bahan bakar mengendap lama, dan lakukan servis karburator rutin setiap beberapa bulan.

5. Apakah etanol berpengaruh pada performa akselerasi?
Hampir tidak terasa pada E10. Penurunan tenaga hanya sekitar 1% dan tidak berpengaruh signifikan terhadap akselerasi atau efisiensi mesin.