Tips & Rekomendasi

Toyota Rule 1:6:90: Penjelasan Lengkap & Dampaknya

Transisi ke kendaraan listrik sedang berlangsung, tetapi tidak semua negara siap dengan infrastruktur pengisian daya atau pasokan listrik yang stabil. Toyota memahami hal ini, dan karena itu mereka mengusung strategi elektrifikasi multi-pathway, bukan hanya fokus di Battery Electric Vehicle (BEV). Salah satu konsep yang menggambarkan pendekatan ini adalah Rule 1:6:90.

Konsep ini menjelaskan bagaimana alokasi baterai bisa menentukan seberapa cepat dan luas elektrifikasi dapat diadopsi oleh masyarakat global.

Apa Itu Toyota Rule 1:6:90?

Rule 1:6:90 adalah rasio kebutuhan kapasitas baterai untuk tiga jenis kendaraan elektrifikasi:

  • 1 untuk Hybrid Electric Vehicle (HEV)
  • 6 untuk Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV)
  • 90 untuk Battery Electric Vehicle (BEV)

Artinya, satu mobil BEV membutuhkan kapasitas baterai yang setara dengan 90 mobil hybrid, atau 6 plug-in hybrid.

Perbedaannya muncul dari kapasitas baterai rata-rata:

  • HEV: ~1 kWh
  • PHEV: ~10–15 kWh
  • BEV: ~70–100 kWh

Toyota menggunakan pendekatan ini untuk menunjukkan bahwa pemanfaatan baterai harus mempertimbangkan ketersediaan material dan kesiapan pasar.

Kenapa Toyota Menggunakan Rule Ini?

Mengurangi Emisi untuk Segala Kalangan

Material baterai terbatas, sehingga produksi HEV dalam jumlah besar memungkinkan lebih banyak orang menggunakan kendaraan rendah emisi. Dalam waktu singkat, dampaknya terasa lebih luas dibandingkan hanya memproduksi BEV.

Infrastruktur Banyak Negara Belum Mendukung EV

Negara berkembang sering menghadapi:

  • jumlah charging station yang minim
  • pasokan listrik tidak stabil
  • jarak perjalanan antarkota yang jauh

HEV menawarkan solusi praktis bagi kondisi ini.

Efisiensi Penggunaan Material Baterai

Mengalokasikan material baterai untuk HEV memungkinkan produksi jauh lebih banyak unit. Toyota melihat ini sebagai strategi yang efisien untuk elektrifikasi skala besar.

Ilustrasi Sederhana:

Dengan total material setara 90 kWh, Toyota bisa membuat:

  • 1 BEV, atau
  • 6 PHEV, atau
  • 90 HEV
Toyota Rule 1:6:90: Penjelasan Lengkap & Dampaknya

Jika tujuannya mempercepat penurunan emisi global, 90 HEV menghasilkan dampak lebih signifikan dibanding satu BEV.

Dampaknya terhadap Strategi Toyota

Hybrid Jadi Andalan

Toyota tetap memproduksi BEV, tetapi HEV menjadi pilihan utama terutama di negara dengan kondisi infrastruktur belum matang.

Pengembangan BEV Bertahap

Toyota bergerak hati-hati sambil mengembangkan baterai solid-state agar BEV lebih efisien, aman, dan tahan lama.

PHEV Sebagai Jembatan

Bagi pengguna yang mulai bertransisi ke full electric namun belum sepenuhnya siap, PHEV menjadi alternatif ideal.

Apa Artinya untuk Konsumen?

Cocok memilih HEV jika:

  • ingin efisiensi BBM tinggi
  • tidak mau pusing soal charging
  • sering melakukan perjalanan jauh

Cocok memilih PHEV jika:

  • punya akses charging di rumah
  • mobilitas harian tidak terlalu jauh
  • ingin kombinasi hemat dan fleksibel

Cocok memilih BEV jika:

  • tinggal di kota dengan infrastruktur charging yang baik
  • jarak tempuh harian pendek
  • ingin biaya operasional yang sangat rendah

Kesimpulan

Toyota Rule 1:6:90 adalah cara Toyota menunjukkan bahwa elektrifikasi tidak bisa dilakukan dengan satu solusi saja. Dengan baterai sebagai komponen paling mahal dan paling langka, strategi terbaik adalah memprioritaskan teknologi yang memberikan dampak paling luas yaitu hybrid dan plug-in hybrid, sambil tetap mengembangkan BEV secara bertahap.

Pendekatan ini memungkinkan perubahan yang lebih cepat, lebih inklusif, dan lebih sesuai dengan kondisi banyak negara, termasuk Indonesia. Konsumen pun mendapatkan lebih banyak pilihan yang selaras dengan kebutuhannya masing-masing.

Jika kamu sedang mempertimbangkan mobil hybrid, plug-in hybrid, atau bahkan mobil bekas yang lebih irit dan ramah lingkungan, kamu bisa mengeceknya melalui SEVA, platform pencarian dan pembiayaan mobil baru maupun mobil bekas dari Astra. Melalui SEVA, kamu bisa mendapatkan pilihan kendaraan, simulasi kredit, hingga layanan konsultasi yang memudahkan proses pembelian dari awal hingga akhir.

FAQ: Toyota Rule 1:6:90

1. Apakah Rule 1:6:90 berarti Toyota tidak mendukung BEV?

Tidak. Toyota tetap mengembangkan BEV seperti bZ4X, tetapi mereka menekankan bahwa elektrifikasi harus inklusif dan bertahap.

2. Kenapa BEV membutuhkan baterai besar?

Karena seluruh jarak tempuh ditopang baterai. Untuk mencapai 300–500 km, BEV perlu kapasitas hingga 100 kWh.

3. Apakah HEV lebih baik daripada BEV?

Tidak selalu. HEV unggul untuk jarak jauh dan infrastruktur minim, sementara BEV unggul untuk penggunaan harian di kota.

4. Kenapa Toyota tidak agresif seperti brand lain dalam merilis BEV?

Karena banyak negara belum siap. HEV dianggap lebih memungkinkan untuk adopsi cepat dan massal.

5. Apakah perbandingan 1:6:90 mutlak?

Tidak. Ini adalah pendekatan rata-rata. Variasi kapasitas baterai tiap model bisa berbeda.

6. Apa hubungan rule ini dengan target Net Zero Toyota?

Rule 1:6:90 membantu Toyota memaksimalkan dampak elektrifikasi global dengan cara yang lebih realistis dan merata.