Keuangan

Apakah Franchise Bagi Hasil Lebih Murah dari Sistem Royalti? Ini Perbandingan Nyatanya

Dalam beberapa tahun terakhir, konsep franchise terus mengalami perkembangan, terutama terkait skema kerja sama antara franchisor dan franchisee. Salah satu yang semakin populer adalah model bagi hasil. Banyak calon pebisnis kini mulai mempertanyakan, Apakah franchise bagi hasil benar-benar lebih murah dibandingkan sistem royalti yang selama ini umum digunakan? Dengan semakin ketatnya persaingan bisnis di 2025, memahami perbedaan biaya antara dua model ini menjadi penting agar keputusan investasi lebih terukur dan realistis.

Artikel ini akan mengulas perbandingan biaya, risiko, dan cara kerja kedua sistem secara objektif dan akurat. Kita juga akan membahas bagaimana fasilitas pendanaan seperti Pinjaman Jaminan BPKB SEVA dapat membantu menyiapkan modal awal yang diperlukan untuk membuka franchise, terutama bagi mereka yang membutuhkan tambahan likuiditas.

Apa Itu Sistem Franchise Bagi Hasil?

Model franchise bagi hasil adalah skema kerja sama di mana franchisee membayar persentase tertentu dari pendapatan atau laba kepada franchisor. Skema ini tidak menggunakan biaya royalti tetap, melainkan berbasis performa bisnis. Semakin besar pendapatan, semakin besar setoran bagi hasil yang dibayarkan.

Biasanya, persentase yang digunakan berkisar antara 5 hingga 20 persen, tergantung standar industri dan kebijakan brand. Pertanyaannya, apakah franchise bagi hasil memang lebih efisien? Jawabannya bergantung pada kondisi operasional dan proyeksi pendapatan bisnis.

Baca juga : Apa Itu Franchise? Begini Cara Kerjanya dan Kenapa Menjadi Trend Bisnis di Saat Ini

Apa Itu Sistem Royalti?

Sistem royalti adalah model yang lebih dulu dikenal dalam dunia franchise. Franchisee diwajibkan membayar biaya royalti tetap setiap bulan, biasanya dalam bentuk persentase dari penjualan kotor. Persentasenya berkisar 3 hingga 10 persen, tergantung brand dan kategori bisnis.

Bedanya, royalti tetap harus dibayar meski bisnis sedang sepi atau mengalami penurunan omzet. Hal ini dapat meningkatkan beban biaya ketika performa toko menurun, sehingga model ini perlu dipertimbangkan dengan matang.

Apakah Franchise Bagi Hasil Lebih Murah dari Sistem Royalti?

Jawaban paling objektif adalah: tidak selalu. Biaya franchise bagi hasil bisa lebih murah atau justru lebih mahal, tergantung performa bisnis.

1. Ketika Bagi Hasil Lebih Murah

Jika omzet awal toko belum stabil atau masih kecil, skema bagi hasil dapat mengurangi tekanan biaya. Franchisee tidak harus membayar royalti besar di awal, karena setoran persentase mengikuti pendapatan yang masuk. Ini cocok untuk pebisnis baru yang ingin menekan risiko.

2. Ketika Royalti Lebih Efisien

Sebaliknya, jika bisnis berkembang pesat dan omzet meningkat tajam, biaya bagi hasil sering kali justru lebih tinggi daripada royalti. Misalnya, pada omzet tinggi, persentase bagi hasil 15 persen bisa jauh melebihi royalti 5 persen, sehingga akumulasi pembayarannya lebih besar.

Untuk itu, franchisee perlu membandingkan proyeksi pendapatan dengan struktur biaya masing-masing model. Tidak ada skema tunggal yang paling murah untuk semua jenis bisnis.

Perbandingan Nyata: Royalti vs Bagi Hasil

Berikut gambaran objektif untuk membantu menentukan pilihan.

1. Besaran Pembayaran

  • Royalti: persentase fixed dari omzet. Jika omzet naik-turun, pembayarannya mengikuti persentase yang tetap.
  • Bagi hasil: persentase variable yang mengikuti margin atau pendapatan bersih.

2. Risiko Biaya

  • Royalti: risiko lebih tinggi ketika omzet sedang rendah, karena biaya harus tetap dibayar.
  • Bagi hasil: risiko lebih rendah karena pembayaran mengikuti performa bisnis.

3. Beban di Masa Pertumbuhan

  • Royalti: efisien jika bisnis sedang berkembang pesat.
  • Bagi hasil: bisa menjadi lebih mahal pada omzet tinggi.

4. Jenis Brand yang Menggunakan

  • Royalti: umum pada franchise makanan cepat saji, ritel internasional, dan brand besar.
  • Bagi hasil: sering digunakan oleh brand lokal, franchise F&B modern, dan bisnis jasa.

Bagaimana Memilih Skema Franchise yang Tepat?

Memilih apakah franchise bagi hasil adalah pilihan termurah harus mempertimbangkan beberapa faktor penting, seperti proyeksi omzet, kemampuan modal, serta kebutuhan dukungan operasional dari franchisor. Brand dengan dukungan manajemen yang kuat biasanya lebih layak menggunakan sistem royalti, sedangkan brand kecil-menengah sering lebih fleksibel dengan sistem bagi hasil.

Gadai BPKB Mobil SEVA

Peran Pendanaan dalam Menjalankan Franchise

Saat membuka franchise, baik dengan model royalti maupun bagi hasil, modal awal tetap menjadi tantangan utama. Menata permodalan dengan baik bisa membantu franchisee mengurangi risiko sekaligus menjaga cash flow tetap sehat di bulan-bulan pertama operasional.

Salah satu solusi pendanaan yang mudah, aman, dan nyaman adalah melalui Pinjaman Jaminan BPKB SEVA. Melalui layanan ini, pemilik usaha dapat memperoleh dana cepat hingga ratusan juta rupiah dengan menjaminkan BPKB mobil. Informasi lengkap tersedia di halaman SEVA.id.

Apa Itu Pinjaman Jaminan BPKB SEVA?

Pinjaman Jaminan BPKB SEVA adalah fasilitas pinjaman dana cepat dengan jaminan BPKB mobil yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, termasuk tambahan modal membuka franchise. Prosesnya mudah dan nyaman, karena seluruh pengajuan dapat dilakukan secara online.

Jika kamu membutuhkan tambahan dana untuk biaya franchise, seperti renovasi lokasi, pembelian alat, atau modal operasional awal, layanan ini bisa menjadi solusi tepat. Pengajuan dapat dilakukan melalui halaman SEVA.id.

Keunggulan Pinjaman Jaminan BPKB SEVA

  • Proses pengajuan cepat, hanya 30 detik untuk mengisi formulir awal.
  • Bunga kompetitif mulai dari 0,75 persen per bulan.
  • Dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti modal usaha, pendidikan, renovasi rumah, atau pernikahan.
  • Didukung oleh Astra Financial melalui mitra pembiayaan terpercaya Astra Credit Companies (ACC) yang telah terdaftar dan dilindungi OJK.

Cara Pengajuan Pinjaman

  1. Isi formulir pengajuan online di SEVA.id.
  2. Tunggu konfirmasi dari tim SEVA dalam 1×24 jam.
  3. Lakukan survei sesuai persyaratan dokumen.
  4. Setelah lolos verifikasi, dana cair ke rekening.

Dokumen yang Dibutuhkan

  • KTP pemohon dan pasangan.
  • Kartu Keluarga.
  • NPWP.
  • BPKB mobil.
  • STNK mobil.
  • Cover buku tabungan.

Contoh Simulasi Pinjaman

  • Pinjaman: Rp50.000.000
  • Tenor: 12 bulan (1 tahun)
  • Bunga per bulan: 0,75%
  • Angsuran per bulan: Rp4.542.000
    Catatan: Simulasi ini bukan persetujuan resmi; detail dapat dikonfirmasi kepada agen SEVA

Tenor dan Bunga Pinjaman

Tenor 12 hingga 48 bulan tersedia dengan bunga mulai dari 0,75 persen per bulan, tergantung kebijakan dan verifikasi.

Baca juga : 40 Ide Bisnis Franchise Indonesia Terlaris dengan Potensi Keuntungan Tinggi

Kesimpulan

Menentukan apakah franchise bagi hasil lebih murah daripada sistem royalti memerlukan analisis yang tepat berdasarkan performa bisnis. Bagi hasil cocok untuk franchisee pemula atau bisnis yang omzetnya belum stabil. Namun, royalti bisa lebih efisien untuk bisnis yang berkembang pesat.

Apa pun pilihan model franchise yang akan dijalankan, persiapan modal tetap menjadi kunci. Menggunakan fasilitas pendanaan seperti Pinjaman Jaminan BPKB SEVA dapat membantu mempersiapkan kebutuhan finansial dengan lebih fleksibel dan aman.

Untuk informasi lebih lengkap atau pengajuan pinjaman, kunjungi SEVA.id.

FAQ

1. Apakah franchise bagi hasil cocok untuk bisnis musiman? Ya, karena biaya mengikuti omzet, skema ini lebih fleksibel untuk bisnis dengan fluktuasi pendapatan.

2. Apakah franchise bagi hasil membutuhkan biaya awal besar? Tergantung brand. Beberapa brand justru lebih rendah biaya awalnya dibandingkan skema royalti.

3. Apakah semua franchise menawarkan opsi bagi hasil? Tidak. Hanya brand tertentu yang menggunakan skema ini, terutama bisnis modern yang lebih fleksibel.

4. Apakah biaya bagi hasil bisa dinegosiasikan? Pada beberapa brand lokal, struktur persentase masih bisa dirundingkan berdasarkan kapasitas outlet.

5. Apakah model bagi hasil mempengaruhi kontrol operasional franchisor? Ya. Franchisor biasanya memantau keuangan lebih ketat karena pendapatannya bergantung pada performa bisnis.