Tips & Rekomendasi

Macet Total? Ini Negara dengan Jumlah Mobil Terbanyak di Jalan Raya Tahun 2025!

Pernah tidak Anda bertanya-tanya, “Negara mana yang memiliki mobil terbanyak di jalan?”. Di era 2025 ini, jumlah kendaraan di dunia semakin meningkat drastis, tepatnya mencapai sekitar 1,644 miliar unit yang melintasi jalan raya global. Dari keseluruhan jumlah tersebut, salah satu negara mencatat jumlah kendaraan paling banyak beroperasi, mencakup mobil penumpang, niaga ringan, serta truk dan bus.

Artikel ini akan mengupas fakta-fakta terkini mengenai negara dengan jumlah mobil terbanyak di jalan raya, mengapa hal itu terjadi, serta implikasinya bagi transportasi dan masyarakat. Yuk simak!

Siapa yang Memegang Gelar “Juara” Kendaraan Terbanyak di Jalan?

Menurut data terbaru, Amerika Serikat masih memegang posisi teratas dengan estimasi kendaraan terdaftar berkisar antara 279,5 hingga 298,7 juta unit pada tahun 2025. Artinya, hampir 17% dari total armada kendaraan dunia berada di AS. Tingginya jumlah ini bukan hanya disebabkan populasi, sekitar 330 juta jiwa, melainkan juga budaya mobil yang melekat kuat, urban sprawl, dan minimnya alternatif transportasi massal di banyak daerah.

Baca juga : Nostalgia Otomotif! Daftar 10 Mobil Tahun 2000-an yang Masih Eksis dan Worth It di 2025

Bagaimana dengan Tiongkok? Pangsa Pasarnya di Global

Meski AS punya jumlah kendaraan terbanyak, Tiongkok sebenarnya unggul dalam volume penjualan dan produksi kendaraan. Negara ini memimpin global dengan produksi mobil mencapai 31,28 juta unit pada 2024. Sementara itu, penjualan EV di Tiongkok diproyeksikan melampaui mobil berbahan bakar fosil, sekaligus menjadi sumber dominasi global dalam kendaraan listrik. Namun, mengingat jumlah populasi yang sangat besar, penetrasi kepemilikan per kapita masih di bawah AS.

Mengapa AS Paling Banyak Mobilnya di Jalan?

Beberapa faktor utamanya antara lain:

  • Kepadatan Kendaraan per Kapita: AS memiliki kepemilikan rata-rata sekitar 890 kendaraan per 1.000 orang, tertinggi dibanding negara besar.
  • Budaya “car-centric”: Banyak kota dibangun untuk mobil, dengan urbanisasi rendah dan transportasi publik terbatas di wilayah suburban dan rural.
  • Kendaraan besar: SUV dan truk pikap sangat populer di AS, dan rata-rata mobil yang digunakan di jalan lebih besar, meningkatkan kepadatan kendaraan nyata.

Efek Nyata di Jalan Raya: Padat, Kotor, dan Infrastruktur Tertekan

Banyaknya kendaraan tidak hanya membuat angka statistik naik, tapi juga menghadirkan tantangan nyata di kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa dampaknya:

  • Kemacetan yang semakin menjadi: Kota-kota besar di AS seperti Los Angeles, New York, dan Houston menghadapi kemacetan akut, terutama saat jam sibuk. Waktu tempuh bisa berlipat ganda dibanding kondisi normal.
  • Kualitas udara menurun: Walaupun tren kendaraan listrik meningkat, mayoritas mobil di jalan masih menggunakan bahan bakar fosil. Ini menyebabkan emisi karbon dan partikel polutan tetap tinggi, yang berdampak langsung ke kesehatan masyarakat.
  • Jalan dan fasilitas umum cepat rusak: Volume kendaraan, terutama truk besar dan SUV, memberi tekanan besar pada infrastruktur. Jalanan berlubang, jembatan aus, dan keterbatasan lahan parkir jadi isu krusial yang terus dikejar perbaikannya.

Masalah ini memperlihatkan bahwa pertumbuhan jumlah kendaraan tanpa dibarengi perencanaan transportasi dan infrastruktur yang matang justru bisa menjadi beban jangka panjang.

Apa Artinya untuk Indonesia & SEVA

Melihat kondisi negara-negara dengan tingkat kendaraan tinggi, Indonesia tentu bisa menarik pelajaran. SEVA.id, sebagai platform digital yang mempermudah masyarakat menemukan mobil impian, turut berperan dalam membantu masyarakat Indonesia memilih kendaraan yang tidak hanya cocok untuk kebutuhan, tapi juga cerdas secara finansial dan ramah lingkungan.

Dengan dukungan dari mitra pembiayaan terpercaya seperti Astra Credit Companies (ACC) dan Toyota Astra Finance (TAF), SEVA menawarkan proses pengajuan kredit mobil yang mudah, aman, dan sesuai regulasi. Lewat fitur-fitur seperti kalkulator kredit dan pilihan mobil baru yang lengkap, SEVA membantu pengguna mengambil keputusan terbaik tanpa tekanan.

Kalau Anda sedang cari mobil baru, SEVA bisa jadi solusi yang praktis dan terpercaya. Di platform ini, Anda bisa eksplor berbagai pilihan mobil dari brand ternama, membandingkan harga, hingga mengajukan pembiayaan langsung dari rumah.

Dengan layanan yang terintegrasi dan mitra pembiayaan yang terpercaya, memiliki mobil impian kini lebih mudah, aman, dan sesuai kemampuan.

Baca juga : Mau Untung Maksimal? Ini Cara Paling Cerdas Jual Mobil di 2025

Kesimpulan

Jadi, negara mana yang memiliki mobil terbanyak di jalan? Jawabannya adalah Amerika Serikat, dengan hampir 300 juta kendaraan yang beroperasi setiap hari di tahun 2025. Di sisi lain, Tiongkok tetap mendominasi dari sisi produksi dan penjualan, terutama untuk kendaraan listrik.

Melihat tren ini, kita bisa belajar bahwa tingginya jumlah kendaraan harus diimbangi dengan perencanaan infrastruktur, gaya hidup berkendara yang bertanggung jawab, dan pemanfaatan teknologi yang lebih ramah lingkungan. Bagi Anda yang ingin membeli mobil baru, penting untuk memilih kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi, serta mempertimbangkan kemudahan pembiayaan.

SEVA.id hadir untuk menjawab kebutuhan itu. Dengan proses yang transparan dan didukung oleh lembaga pembiayaan terpercaya, kini memiliki mobil baru bukan hanya impian, tapi bisa jadi kenyataan yang cerdas.

FAQ

  1. Apakah Indonesia termasuk dalam 10 negara dengan mobil terbanyak?
    Tidak, meski jumlah mobil meningkat, Indonesia masih di bawah negara-negara besar seperti AS, Tiongkok, Jepang, dan Jerman.
  2. Seberapa cepat mobil listrik tumbuh di AS dibanding China?
    Pertumbuhan EV di AS sedang stabil, namun Tiongkok tumbuh lebih cepat, dengan penjualan EV diprediksi melewati mobil bensin pada 2025.
  3. Apa peran ACC dan TAF dalam pembiayaan kendaraan?
    Kedua lembaga ini adalah mitra pembiayaan SEVA yang menyediakan skema kredit aman dan efisien, sudah dilindungi OJK.
  4. Apakah kemacetan akan berkurang kalau semua memakai EV?
    Tidak otomatis, karena kemacetan lebih dipengaruhi jumlah kendaraan, bukan jenis bahan bakarnya.
  5. Apa alternatif selain mobil pribadi untuk mengurangi kemacetan?
    Pilihan seperti transportasi umum massal, car-pooling, dan kendaraan listrik berbagi (sharing EV) bisa membantu mengurangi volume kendaraan secara signifikan.