Otomotif
Tren Mobil 2019: Dari Fitur, Model, Hingga Regulasi
Tahun 2018 segera berakhir dan tahun 2019 segera datang. Akan seperti apa tren mobil di tahun 2019 mendatang? Kami membahas dari sisi regulasi, modifikasi, model, dan fitur mobil-mobil baru yang patut dinantikan kehadirannya.
Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada semester pertama 2018, penjualan mobil dari pabrik ke dealer (wholesales) mencapai 553.757 unit. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan tahun lalu, yaitu 533.506 unit, atau kenaikan sebesar 3.8%.
Urutan teratas dihuni oleh mobil-mobil berjenis Multi Purpose Vehicle (MPV). Ini terbukti dari data yang dirilis Gaikindo untuk bulan Oktober 2018. Toyota Avanza masih menjadi ‘raja’ dengan penjualan mencapai 9.358 unit.
Urutan kedua disusul oleh MPV Toyota lainnya, yaitu Kijang Innova yang berhasil membukukan penjualan sebanyak 7.085 unit. Jika dilihat, memang 2018 menjadi tahunnya mobil-mobil MPV.
Lalu, bagaimana tren mobil di tahun 2019?
Pengamat otomotif, Bebin Djuana, mengatakan bahwa pergeseran tren mobil sepertinya tidak akan terlalu terasa di tahun depan. Jika dilihat dari volume penjualan, mobil-mobil berjenis MPV masih menjadi kontributor terbesar sampai saat ini.
“Tapi yang perlu dipahami, model atau design harus mengikuti trend jaman now, misalnya memakai lampu LED, fitur harus update, dan head unit yang terkoneksi dengan smartphone. Tidak lagi dengan fitur-fitur ala kadarnya. Era itu sudah basi,” ujar Bebin.
Namun, Bebin melanjutkan, seringkali pembeli atau konsumen tidak peduli dengan istilah MPV, crossover, atau lainnya. Hal yang paling penting adalah model dari mobil itu sendiri. Jangan sampai mobil baru yang akan dirilis nanti malah membuat pasar semakin jenuh.
“Contoh design masa kini itu yang tajam-tajam (futuristik), karena masyarakat sudah jenuh dengan design lama,” kata Bebin.
Memang, jika dilihat dari desain mobil keluaran terbaru, Toyota Rush misalnya, memiliki desain yang futuristik dan modern. Hal tersebut terpancar dari grill besarnya yang diapit oleh lampu utama full LED. Bukan itu saja, kesan sporty juga terasa pada Terios dengan aksen hitam pada fender.
Apakah LCGC akan hilang di tahun 2019?
Selain fitur dan desain, hal lain yang akan membedakan dunia otomotif — khususnya mobil di tahun 2019 adalah regulasi. Isu berakhirnya program Kendaraan Bermotor Roda Empat Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) semakin santer terdengar.
Bukan berarti hilang sepenuhnya, hanya saja insentif pajak yang diberikan oleh Pemerintah terhadap model Low Cost Green Car (LCGC) tidak lagi 100 persen. Dengan begitu, harga LCGC bisa jadi akan mendekati harga mobil normal.
Menanggapi hal tersebut, Bebin berpendapat bahwa ini merupakan sesuatu yang wajar karena LCGC seakan sudah kehilangan jati dirinya.
“Jika dilihat dari fitur, harga di atas Rp100 juta, konsumsi bahan bakar, sudah tidak bisa dikatakan LCGC lagi. Memang sudah seharusnya bertarung di pasar layaknya mobil biasa,” ungkap Bebin.
Lalu, apabila insentif pajak benar-benar dinaikkan oleh Pemerintah, apakah LCGC perlahan akan hilang di tahun 2019 nanti? Jawabannya adalah belum tentu, karena pabrikan pastinya memiliki strategi lain untuk menyesuaikan produk mereka dengan regulasi yang diterapkan.
Jika boleh berandai-andai, pabrikan bisa jadi akan mengeluarkan model baru yang sejalan dengan regulasi yang berlaku, atau malah melakukan modifikasi pada model lama agar sesuai dengan regulasi.
Semuanya akan terjawab pada tahun depan. Tentunya, 2019 akan menjadi tahun yang seru untuk ditunggu oleh para pencinta otomotif. Entah regulasi, modifikasi, model, ataupun fitur mobil-mobil baru patut dinantikan kehadirannya. Bagaimana prediksi Anda?
Baca juga: Toyota Avanza Baru Hadir Tahun 2019?