Sudah bukan rahasia lagi, dalam beberapa tahun terakhir Electronic Sport (eSport) telah menjadi perhatian generasi milenial. Maklum, hingga saat ini bermain game masih menjadi salah satu hal yang tinggi tingkat produktivitasnya.
Esport merupakan kompetisi video game telah berkembang dengan cukup pesat di Indonesia. Hal itu terlihat dari banyaknya jumlah pemain profesional eSport saat ini yang sudah mencapai 250 juta pemain, bahkan kabarnya jumlah ini telah melebihi jumlah atlet beberapa cabang olahraga konvensional di ajang olimpiade.
Baca juga: Game Simulator Terbaik Untuk Belajar Mengemudikan Mobil
Selain jumlahnya yang menjamur, keseriusan perkembangan eSport dapat terlihat dengan masuknya eSport sebagai salah satu cabang olahraga yang didemonstrasikan pada Asian Games 2018 lalu. Bahkan kabarnya eSport digadang akan dipertandingkan sebagai salah satu cabang olahraga di Asian Games 2020.
Saat ini stigma olahraga mungkin masih sangat identik dengan kegiatan fisik yang menghasilkan keringat, sementara eSport identik dengan duduk santai bermain sebuah game tanpa mengeluarkan keringat.
Baca juga: 4 Game Mendesain Rumah untuk Mengisi Waktu Luang
Jika Anda beranggapan bahwa olahraga identik dengan kegiatan fisik yang mengeluarkan keringat, lalu bagaimana dengan catur yang para pemainnya juga tidak banyak melakukan gerakan seperti olahraga pada umumnya? Untuk itu, jika ditelusuri lebih lanjut ternyata eSport dapat dikategorikan sebagai salah satu cabang olahraga.
Salah satu alasan yang paling menonjol mengapa eSport dapat dikategorikan sebagai salah satu cabang olahraga adalah karena terdapat persamaan antara eSport dan olahraga.
Jika olahraga kerap dipertandingkan untuk mencari individu atau tim terbaik berdasarkan skor atau poin, eSport pun demikian. Layaknya sebuah olimpiade, eSport tergolong permainan yang kompetitif. Dalam salah satu cabang eSport, seperti Counter Strike misalnya, dalam permainan ini Anda diharuskan untuk mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya untuk menjadi pemain terbaik.
Tinggalkan Balasan