Search Cars

Otomotif

Mobil Mesin Diesel Ditambah Tabung Gas Elpiji Jadi Mirip NOS?

Fungsi gas elpiji yang disematkan ke mobil bermesin diesel sama seperti Nitrous Oxide System (NOS), yaitu menambah kecepatan mobil. Biasanya, NOS digunakan pada drag race.

Mobil bermesin diesel terkenal dengan torsinya yang besar. Keunggulan tersebut memungkinkan mobil diesel untuk membawa beban yang berat dengan mudah, walaupun pada kondisi jalan yang menanjak.

 

Tetapi, sebagian pemilik mobil bermesin diesel masih ada yang merasa bahwa tenaga yang dihasilkan belum memuaskan mereka. Untuk itu, mereka memodifikasi kendaraannya untuk mendapatkan kecepatan sesuai dengan keinginan.

 

Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menambahkan gas elpiji untuk menunjang dapur pacu mobil dalam menghasilkan kecepatan yang diinginkan. Bagaimana bisa?

 

Fungsi gas elpiji yang disematkan ke mobil bermesin diesel sama seperti Nitrous Oxide System (NOS), yaitu menambah kecepatan mobil. Biasanya, NOS digunakan pada drag race. Tetapi, pemilik mobil membutuhkan rangkaian untuk bisa melakukan modifikasi ini.

Rangkaian yang dibutuhkan terdiri dari injektor katup pengatur besaran gas dan sistem komputer sebagai pengamannya. Sistem akan memantau bukaan gas dan parameter lain, kemudian menentukan berapa banyak gas yang akan dibakar bersama solar. Katup akan bekerja secara otomatis dan akan menutup saat pedal gas dilepas atau ketika pedal rem diinjak.

 

Namun, dilansir dari Dieselgasaustralia.com.au, elpiji bukan merupakan bahan bakar mandiri. Artiknya, perannya hanya sebatas bahan bakar alternatif atau pengganti yang dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar.

 

Menurut General Manager Diesel/Gas Australia, Kingsley Songer, elpiji memiliki nilai oktan yang lebih tinggi daripada diesel. Karena itu, elpiji dapat membantu pembakaran diesel lebih efisien karena banyaknya energi elpiji yang diserap oleh mesin dibandingkan solar.

Bahkan, mobil dapat menghemat 20 sampai dengan 25 persen penggunaan solar karena digantikan oleh elpiji. Ini berarti bahwa pengendara otomatis dapat menghemat lebih dari 20 persen biaya bahan bakar. Tetapi, efisiensi tersebut juga tergantung dari gaya mengemudi.

 

Setelah itu, Kingsley juga mengklaim bahwa pencampuran dua bahan bakar ini akan menghasilkan proses pembakaran yang lebih baik, termasuk dengan mengurangi partikel gas buang serta oksidasi dari emisi nitrogen.

 

Ia juga mengatakan bahwa keuntungan utama dari sistem ini adalah tidak diperlukannya modifikasi pada mesin mobil (non invasive bolt-on system), sehingga jika elpiji tiba-tiba habis atau terdapat kerusakan pada sistem gas, mesin akan tetap bisa digunakan hanya dengan bahan bakar diesel.

 

Mesin diesel common rail sudah lebih baik dibandingkan diesel konvensional

Seiring berjalannya waktu, mesin diesel juga mengalami perubahan yang cukup signifikan sehingga modifikasi di atas mungkin sudah tidak dibutuhkan lagi. Kini, mesin diesel sudah menggunakan teknologi common rail yang juga menjadi andalan mobil diesel sekarang ini, misalnya Isuzu MU-X.

 

Mesin diesel common rail juga diklaim membuat bahan bakar lebih irit daripada diesel konvensional karena memungkinkan tekanan di ruang bakar dapat berubah-ubah alias fleksibel karena menyesuaikan dengan output-nya.

 

Pengaturan volume dan tekanan pada mesin yang fleksibel ini membuat percampuran solar dengan udara dan disertai tekanan yang tepat membuat pembakaran menjadi lebih efektif, sehingga gas buang yang dihasilkan relatif sedikit serta lebih ramah lingkungan. Akurasi volume solar yang masuk ke ruang bakar juga lebih tepat.

timing gear isuzu mu-x

“Diesel dulu pasti suaranya kasar, asapnya ngebul, lalu berisik. Kalau common rail tidak, karena sudah diatur oleh valve dan ECU. Jadi pressure yang sangat tinggi sudah stand by di common rail-nya itu dan bikin beda dengan konvensional,” ujar Sanusi, Workshop Head Isuzu Astra Biz Centre BSD Branch.

 

Ia melanjutkan, konsumsi BBM yang dihasilkan juga terbilang irit. Contohnya Isuzu MU-X, untuk pemakaian sehari-hari, konsumsi BBM mobil bertipe SUV ini bisa mencapai 1:11.  “Memang tergantung perawatan dan penggunaan. Tapi ini lumayan irit untuk SUV, udah gitu responsif lagi,” kata Sanusi.

 

Apabila Anda masih memiliki mobil bermesin diesel konvensional dan ingin mencoba modifikasi di atas, jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan pihak bengkel resmi, terutama dari sisi keamanan dan kenyamanan berkendara. Selamat mencoba!

Butuh Bantuan?

Untuk tahu lebih lanjut, yuk ngobrol dengan Agen SEVA. Kami akan menghubungi kamu dalam 1x24 jam.

Nama Lengkap

Nomor Handphone

+62

Nomor yang kamu masukkan tidak valid.

Rekomendasi Mobil Untukmu

Baca juga dari SEVA blog

Muat lebih banyak lagi

Join Yuk, Agar Tetap Update!

Dapatkan tips, berita, review, dan penawaran terbaru dari SEVA!

Email

Dengan mengirimkan email Anda, Anda menyetujui Ketentuan dan Pemberitahuan Privasi kami. Anda dapat memilih keluar kapan saja. Situs ini dilindungi oleh reCAPTCHA dan Kebijakan Privasi serta Ketentuan Layanan berlaku.