Menang Piala Dunia 2018, Apa Saja yang Unik dari Perancis?

Piala Dunia FIFA 2018 telah berakhir. Pada 15 Juli 2018, Perancis berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Kroasia dengan skor 4-2.

Ya, setelah 20 tahun sejak Piala Dunia FIFA 1998, Perancis yang kala itu menjadi tuan rumah akhirnya menjadi juara turnamen sepak bola termegah sejagad untuk kedua kalinya.

Perancis menyamai rekor Brasil yang berhasil menjadi juara Piala Dunia FIFA dengan pemain muda. Pada Piala Dunia FIFA 1970, Brasil juara dengan rata-rata usia pemain 25 tahun 9 bulan.  Sedangkan rata-rata usia pemain Perancis di Piala Dunia FIFA 2018 adalah 25 tahun 10 bulan.

Selain juara Piala Dunia FIFA 2018 untuk dua kali dan memiliki Menara Eiffel sebagai kebanggaannya, berikut hal unik lain dari Perancis.

1. European Car of the Year

Salah satu mobil dengan penghargaan bergengsi tersebut adalah New Peugeot 3008 yang dikenalkan di Indonesia pada 28 Maret 2018.

Tidak hanya itu, pada tahun 2013 dan 2014, Peugeot juga berhasil menempati peringkat kedua dalam hal emisi rata-rata CO2 terendah di antara merek lain di Eropa, dengan nilai emisi rata-rata 114.9g CO2/km. Negara ini menempati peringkat 17 di dunia dalam pengurangan karbondioksida.

Peugeot juga terkenal akan keandalan mobilnya, bahkan mobil Peugeot keluaran dekade 1950-an dan 1960-an, hingga saat ini masih bisa berjalan lancar di Afrika dan Kuba.

Tak hanya itu, Peugeot juga memiliki sejarah yang gemilang dalam dunia balap. Peugeot Sport tercatat telah memenangkan World Rally Championship lima kali, Intercontinental Le Mans Cup dua kali, World Endurance Championship dua kali, dan Intercontinental Rally Challenge Championship tiga kali. Termasuk Dakkar Victory, perlombaan reli, tiga tahun berturut-turut (2016, 2017, dan 2018).

Selain Peugeot, ada Citroen, Renault, Bugatti, dan Alpine yang juga merek mobil kebanggaan Perancis.

2. Perancis dan Croissant

Croissant pertama kali diperkenalkan di Perancis sekitar 1838-1839 oleh seorang perwira Austria bernama August Zang, pemilik Viennese Backery (Boulangerie Viennoise) di 92, Rue de Richelieu, Paris.

Tadinya toko ini hanya menjual pastry asal Austria, seperti kipferl yang berbentuk tapal kuda, kemudian diadaptasi menyesuaikan selera dengan berbagai bentuk, namun bentuk bulan sabit atau cressent, croissant dalam bahasa Perancis yang paling laris.

Belum ada sejarah tertulis yang menyatakan secara pasti asal muasal croissant, beberapa sejarah juga berada di baliknya seperti, sebagai bahan olokan Austria terhadap Turki yang gagal mendudukinya pada 1683, kipferl dibuat dalam bentuk bulan sabit yang merupakan lambang kekaisaran Turki, lalu kemudian pastry ini dibawa ke Perancis oleh Marie Antoinette, Putri Kerajaan Austria yang menikah dengan Raja Louis XVI.

Sejak itu croissant dikenal sebagai makanan para bangsawan dan semakin terkenal di Perancis. Namun dipercaya, kipferl adalah nenek moyang dari croissant. Lapisan bertingkat yang renyah dan lembut pada croissant dibuat dengan teknik bernama laminating di mana adonan berlapis butter yang berbentuk lembaran digulung secara berulang.

3. Tidak Kenal Hukum Agama

Hukum di Perancis terbagi menjadi dua, yaitu hukum pribadi dan hukum umum.

Perancis tidak mengakui hukum agama, ataupun pengakuan keyakinan religius. Negara ini adalah negara sekuler karena kebebasan beragama adalah hak konstitusional. Sejak 1905, pemerintah Perancis secara legal menolak pengakuan agama apapun.

Karena itu, negara ini pun melegalkan pernikahan sesama jenis semenjak 18 Mei 2013. Menikahi orang yang telah meninggal pun tidak dilarang di Perancis.

Tak hanya itu, 4 Juni 2007 lalu Erika La Tour secara resmi menikah dengan Menara Eiffel dan berjanji akan menjadi istri yang baik.

4. Pemukiman Tertua

Nice adalah salah satu pemukiman tertua di Eropa dengan ditemukannya bukti keberadaan hominid yang hidup di sini sejak 400.000 tahun yang lalu, selain juga bukti lain yang menunjukkan aktivitas pembuatan api dan pembangunan habitat.

Pertama kali dikenal sebagai pemukiman Yunani yang bernama Nikaia – berasal dari nama dewi kemenangan Yunani, Nike – kota ini telah berpindah tangan selama bertahun-tahun hingga akhirnya menjadi milik Perancis pada 1860.

Kini Nice merupakan kota terbesar kelima sekaligus kota yang paling sering dikunjungi kedua di Perancis.

Berbagai aktivitas bisa dilakukan di Nice. Mulai dari menaiki 213 anak tangga dari Quai des Etats-Unis menuju Castle Hill (Colline du Château) untuk mengeksplor kastil dan menikmati pemandangan dari ketinggian, mengagumi keindahan taman botani seluas tujuh hektar beserta fauna yang tinggal di dalamnya di Parc Phoenix, hingga sekadar memboro ng suvenir unik di kota tua.

5. Rel Kereta Terpanjang

Perancis memiliki jaringan kereta api. Relnya membentang sepanjang 31.840 kimoleter. Jaringan rel kereta api ini merupakan yang terpanjang di Eropa Barat.

Tak hanya itu, banyak pasangan romantis yang mencoba jalur kereta ini. Khususnya yang menghubungkan Wina dengan Paris karena terinspirasi film Before Sunset (1995).

Jalan raya di Perancis juga terhubung dengan lalu lintas internasional. Jalan raya tersebut menghubungkan Perancis dengan kota-kota di Belgia, Spanyol, Andorra, Monako, Swiss, Jerman, dan Italia. Untuk melaluinya tidak ada biaya registrasi tahunan atau pajak jalan.

Perancis juga memiliki Jembatan Millau atau le Viaduc de Millau. Jembatan ini dikenal sebagai  jembatan vehicular tertinggi di dunia dengan kabel sebagai pendukungnya, yang membentang di atas lembah sungai Tarn dekat Millau di selatan Perancis.Tingginya mencapai 341 meter, sementara Menara Eiffel tingginya hanya 324 meter.

Perancis memang tak lepas dari keromantisan Menara Eiffel di tepi Sungai Seine. Termasuk Arc de Triomphe yang dibangun atas perintah Napoleon Bonaparte dengan tujuan untuk menghormati jasa tentara kebesarannya, serta Museum Louvre salah satu museum seni terbesar yang paling banyak dikunjungi dan sebuah monumen bersejarah di dunia.

Harus diakui jika Perancis memang negara yang sangat indah, bersih, dan teratur.

Berniat liburan ke negara ini?