Memahami Cara Kerja Google Maps dalam Memberikan Rute

Google Maps merupakan navigator yang dikeluarkan oleh Google LLC pada tahun 2005. Aplikasi ini banyak digunakan masyarakat dunia, termasuk Indonesia, untuk mencari jalan atau alamat tujuan yang belum pernah dikunjungi.

Layanan ini membantu penggunanya untuk menemukan suatu lokasi dengan cepat. Ditambah lagi, Google Maps juga menyediakan fitur yang membuat pengemudi dapat menghindari kemacetan lalu lintas serta area ganjil-genap.

Setelah itu, fitur lain yang akan memudahkan para penggunanya adalah fitur peta jalan yang lengkap dan mudah dibaca, citra satelit, panorama, 360 derajat, serta pilihan mode perjalanan (berjalan kaki, mengendarai mobil dan motor, atau transportasi umum).

Baca juga: Perbedaan Google Maps dan Waze yang Jarang Orang Tahu

Namun ternyata, Google Maps bisa terkecoh oleh seorang seniman asal Jerman, Simon Weckert. Ia berhasil mengelabui Google Maps dengan membuat kondisi kemacetan palsu. 

Weckert membawa gerobak kecil berisi 99 ponsel untuk berkeliling kota Berlin, sehingga setiap jalanan yang dilaluinya terlihat merah alias macet di Google Maps. Akibat aksi itu, orang-orang mulai penasaran bagaimana cara kerja Google.

Semua dimulai dengan citra 

Sebenarnya, dalam mengidentifikasi elemen-elemen yang ada di jalan, Google Maps memanfaatkan citra satelit atau Street View guna mengenali berbagai informasi jalan yang ada, yakni jalan raya, jalan tol, bangunan, alamat, dan bisnis di sebuah wilayah.

Lalu, untuk memastikan akurasi data yang ada, di beberapa tahun setelahnya Google mengeluarkan tracker khusus untuk mengumpulkan hasil citra dari miliaran tempat di berbagai negara.

Memanfaatkan Machine Learning

Data peta yang Google punya kemudian diolah oleh machine learning dengan memanfaatkan Artificial Intelligence (AI).

Sistem ini memproses data dari Citra Satelit untuk menghasilkan suatu peta yang lebih akurat dan cepat, sehingga tim Google Maps dapat memunculkan peta yang sesuai dengan kebutuhan pengguna sambil mengoptimasi sistem-sistem Maps yang lain.

Jadi, misalnya kamu menetapkan tujuan perjalanan dengan mobil, Google akan menampilkan peta dari hasil pembelajaran mesin tersebut.

Membedakan objek

Kemudian, berkat bantuan AI yang digunakan, Google Maps dapat membedakan objek secara lebih jelas dan tepat. Google dapat mengetahui perbedaan antara mobil, motor, dan kendaraan lain yang ada seluruh negara sehingga bisa mengoptimasi rute perjalanan. 

Baca juga: Berbagai Aplikasi Pintar yang Buat Perjalanan Lancar

Selain itu, saat Anda berkendara, Google Maps juga dapat mendeteksi kecepatan kendaraan. Meski pengguna melaju dalam mode yang lambat, Google tidak akan mendeteksi hal itu sebagai kemacetan. 

Bekerja dari laporan pengguna

Tak hanya memantau jalanan melalui satelit dan citra, Google Maps juga setiap harinya memperbarui sistem operasi lewat laporan dan masukkan dari para penggunanya.

Kamu dapat melaporkan kondisi jalan yang dilalui secara langsung kepada Google, contohnya seperti kecelakaan, penutupan jalan, proyek pembangunan, dan lain sebagainya.

Baca juga: 5 Rekomendasi Podcast Versi Sejalan yang Cocok Menemani Perjalanan Kamu

Makin banyak pengguna yang melaporkan, Google bisa membantu pengemudi mencari rute yang lebih baik dan memberikan notifikasi kepada pengguna.

Meski sempat dikelabui, Google semakin meningkatkan sistem dan akurasi pemetaannya, sehingga tetap digunakan menjadi platform navigasi. Tapi perlu diingat, sebelum menggunakan Google Maps, perhatikan dulu rute yang direkomendasikan, agar #BikinKamuSiap menghadapi medan yang ada di jalan.