Search Cars

Tips & Rekomendasi

Ingin Melakukan Engine Swap? Pertimbangkan Beberapa Hal Ini

Jangan terburu-buru saat ingin melakukan engine swap, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan.

engine swap

Ada beberapa alasan mengapa orang melakukan engine swap. Pertama, untuk mendongkrak performa mobil, karena tenaga mesin standar bawaan pabrik dirasa belum sesuai selera. Lalu, alasan kedua adalah sulit untuk mendapatkan suku cadang mesin asli.

Alasan kedua biasanya dilakukan oleh mereka yang hobi merestorasi mobil tua. Tentu, ujung-ujungnya tetap ke performa, agar mobil masih bisa dipakai tidak sekedar jadi pajangan.

Walaupun begitu, engine swap bukan hal mudah untuk dilakukan. Ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan matang-matang oleh pemilik mobil.

Salah satunya adalah masalah dokumen. Dengan melakukan engine swap, tentu nomor mesin kendaraan akan ikut berganti identitas.

Baca juga: Kesalahan yang Bikin Rusak Mesin dan Boros BBM Mobil Manual

Tahap ini saja sudah menimbulkan pro dan kontra. Ada yang pro karena mesin lama masih di simpan, ada juga yang kontra karena bila mobil digunakan sehari-hari di jalan raya, mesin di dalamnya tidak sesuai dengan yang tertera pada dokumen mobil tersebut.

Selain itu, masih banyak lagi hal yang perlu diperhatikan saat melakukan engine swap, di antaranya adalah sebagai berikut.

tidak mudik

Biaya engine swap

Membeli mesin bekas apalagi baru untuk engine swap tentu memakan biaya yang tidak murah. Bila menggunakan mesin baru asli dari pabrikan lengkap dengan nomor identitas, harganya bisa saja setengah atau bahkan melebihi harga mobil baru.

Sementara bila menggunakan mesin bekas, biaya engine swap rasanya sulit untuk ditaksir, karena tergantung dari mesin yang dipilih.

Contohnya, mesin yang populer untuk mendongkrak performa mobil adalah mesin Toyota dengan kode 2JZ. Harganya bisa di atas Rp 50 juta, tergantung kondisi.

Baca juga: Cara Merawat Radiator Mobil Agar Suhu Mesin Tetap Ideal

Biaya tersebut masih untuk mesin saja, belum termasuk suku cadang tambahan yang dibutuhkan serta biaya pemasangannya.

engine swap

Kesesuaian mesin dengan mobil

Mobil asli pabrikan sudah dirancang sebaik mungkin, antara satu komponen dan komponen lainnya saling berkesibambungan saat bekerja.

Jadi, saat melakukan engine swap, pastikan kerja komponen tersebut masih tetap terikat. Misalnya, mesin mobil asli berkapasitas 1.500 cc dan kamu ingin ganti menjadi 2.000 cc, pastikan mesin baru tersebut mengakomodir kerja komponen lainnya, seperi rasio gear box, sistem pendinginan, ECU, suspensi, pengereman dan sebagainya.

Baca juga: Ganti Oli Mesin Mobil Sendiri di Rumah, Mudah dan Tidak Repot

Jangan melakukan engine swap tanpa perhitungan, karena berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah, semakin besar kapasitas dan tenaga mesin saat melaju, berarti butuh sistem pengereman yang mumpuni.

Artinya, setelah melakukan engine swap, kamu perlu mengeluarkan biaya lagi untuk mengubah sistem pengereman mobil.

ECU

Untuk mobil baru zaman sekarang, kerja mesin dikontrol oleh Engine Control Unit atau ECU.

Bisa dibilang, ECU adalah otak pada mobil yang berfungsi mengatur berbagai sistem, mulai buka tutup katup mesin, injektor, busi, aki, radiator, sampai dengan identifikasi kunci mobil dan alarm.

Engine swap tentu akan mengubah ECU sebagai engine management. Bahkan, bila mengganti mesin dengan menggunakan jenis yang sama, ECU pun harus disetel ulang.

Sementara, apabila mesin benar-benar beda, harus ada ECU baru sebagai pengontrolnya. Tidak cukup sampai di situ, karena biasanya sulit untuk mendapatkan ECU baru yang sesuai dengan mesin.

Lalu, beberapa fitur dan sensor berpotensi tidak terbaca karena ada komponen yang tidak berkesinambungan.

Baca juga: Mesin Mobil Bisa Sakit Jika Filter Udara Menghirup Banyak Kotoran

Untuk mengakalinya, ada yang menggunakan ECU stand alone sebagai engine management. Namun tetap, tidak semua kinerja dapat dikontrol oleh ECU jenis ini.

Bobot mesin

Mesin dengan kapasitas dan tenaga yang lebih besar otomatis memiliki bobot yang lebih berat daripada mesin standar mobil. Demikian juga dengan berbagai komponen lain yang mendukung kerja mesin tersebut, seperti gear box, sistem pendinginan, dan lain-lain.

Hal ini juga harus menjadi pertimbangan ketika melakukan engine swap karena berkaitan dengan kenyamanan dan keselamatan berkendara.

Bobot yang lebih berat akan mempengaruhi kinerja suspensi standar bawaan pabrikan. Adanya penambahan bobot pada mobil, maka diperlukan suspensi yang sesuai untuk menopangnya.

Baca juga: Campur BBM Beda Oktan, Ini Dampaknya Bagi Mesin Mobil

Selain suspensi, sistem kaki-kaki juga harus diubah menyesuaikan dengan sistem mesin baru tersebut.

Jadi, sebenarnya engine swap pada mobil bisa saja dilakukan. Tetapi, dibutuhkan kesabaran dan biaya saat menjalani prosesnya.

Nah, buat kamu yang sedang melakukan engine swap, jangan menyerah ya. Semoga performa mesin bisa sesuai keinginanmu.

Featured image by Tim Mossholder

Rekomendasi Mobil Untukmu

Baca juga dari SEVA blog

Muat lebih banyak lagi

Join Yuk, Agar Tetap Update!

Dapatkan tips, berita, review, dan penawaran terbaru dari SEVA!

Email

Dengan mengirimkan email Anda, Anda menyetujui Ketentuan dan Pemberitahuan Privasi kami. Anda dapat memilih keluar kapan saja. Situs ini dilindungi oleh reCAPTCHA dan Kebijakan Privasi serta Ketentuan Layanan berlaku.