Search Cars

Otomotif

Evolusi Empat Dekade Toyota Kijang: Bangun Fondasi Kejayaan, Kijang Doyok

Era 80an menjadi momen cukup penting di Indonesia. Mulai dari berkembangnya industri dengan pesat, musik dan film lokal merasakan era keemasannya, serta gaya hidup masyarakat yang meningkat, mulai terasa di berbagai pelosok Tanah Air.

Sejalan dengan pesatnya perkembangan masyarakat dari era 70-an ke 80-an, Toyota Kijang pun berevolusi dengan melahirkan generasi keduanya di tahun 1981.

Toyota Kijang berkode KF20 hadir dengan upgrade dari segi desain yang lebih senada. Semua ini bisa dilihat dari area kap mesin yang kini bak menyatu dengan bodi, serta kaca mobil yang selayaknya mobil pada umumnya.

Soal mesin Toyota mempercayakan mesin 4K 1.300 cc 4-silinder OHV bertransmisi manual 4-percepatan. Peningkatan tenaga pun terjadi di Kijang ‘Doyok’, saat Toyota mempercayakan jantung pacu 5K 1.500 cc 4-silinder OHV untuk Kijang ‘Doyok’ berkode KF21.

Uniknya masyarakat menamakan Toyota Kijang generasi kedua ini dengan sebutan Kijang ‘Doyok’. Tidak ada alasan pasti mengenai penyebutan nama ini, ada yang mengkaitkan bentuk bodinya yang kotak bak tokoh Doyok di koran Pos Kota, atau korelasi Kijang dan Doyok sebagai ‘wajah’ masyarakat Indonesia pada saat itu.

Meski demikian, justru Kijang ‘Doyok’ inilah yang menancapkan fondasi awal transformasi Toyota Kijang sebagai kendaraan keluarga. Ini semua berkat kreatifitas karoseri-karoseri lokal, yang berhasil merubah fisik Kijang ‘Doyok’ dengan beragam bentuk menarik.

Beberapa nama karoseri mulai bermunculan seiring dengan mulainya tren ini. Ada tiga karoseri yang berada dibawah pengawasan PT Toyota Astra Motor, seperti Nusa Cendana Harum NCH. Nasmoco Auto Body, Superior Coach. Di luar tiga karoseri itu, masih ada karoseri Jantan, Roda, Kencana, Rover, Hobart, dan beberapa pemain lain.

Metode kerja karoseri ini tergolong sederhana. Menggunakan basis Toyota Kijang pick-up, area bak dihilangkan dan diganti menggunakan bodi buatan karoseri. Cara penyambungan bodi dilakukan dengan cara di-las, di ketok, hingga di-dempul.

Pengerjaan ini di satu sisi membuat karoseri bisa berkreasi membangun Kijang sesuai kebutuhan konsumen. Hanya saja, faktor quality control yang setara menjadi lebih sulit dicapai karena kustomisasi masing-masing karoseri berbeda.

Terhitung total 110.972 unit terjual untuk Kijang ‘Doyok’ selama periode 1981-1986. Total 21 supplier lokal turut memberikan kontribusi kandungan lokalisasi komponen 30% dari produksi 1 unit Kijang ‘Doyok’.

Perjalanan Kijang ‘Doyok’ akhirnya harus berhenti di tahun 1986, saat Toyota melakukan pengembangan terbaru Kijang generasi ketiga yang menjadi fenomenal. Kisah selengkapnya akan Anda temukan kembali di artikel seri ‘Evolusi Empat Dekade Toyota Kijang‘  berikutnya.

Butuh Bantuan?

Untuk tahu lebih lanjut, yuk ngobrol dengan Agen SEVA. Kami akan menghubungi kamu dalam 1x24 jam.

Nama Lengkap

Nomor Handphone

+62

Nomor yang kamu masukkan tidak valid.

Rekomendasi Mobil Untukmu

Baca juga dari SEVA blog

Muat lebih banyak lagi

Join Yuk, Agar Tetap Update!

Dapatkan tips, berita, review, dan penawaran terbaru dari SEVA!

Email

Dengan mengirimkan email Anda, Anda menyetujui Ketentuan dan Pemberitahuan Privasi kami. Anda dapat memilih keluar kapan saja. Situs ini dilindungi oleh reCAPTCHA dan Kebijakan Privasi serta Ketentuan Layanan berlaku.