Biaya Perawatan Mobil Listrik Lebih Murah Dibanding Konvensional?

Tingginya harga mobil listrik membuat kendaraan jenis ini dikenal sebagai salah satu barang mewah.

Hal tersebut tentu bukan tanpa alasan, harganya yang tinggi dipengaruhi oleh komponen kendaraan dengan teknologi khusus, seperti software dan lithium baterai yang harus didatangkan dari negara lain.

Tidak hanya perangkat-perangkat tersebut, minimnya stasiun pengisian daya listrik di Indonesia juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tingginya harga mobil listrik di tanah air.

Namun, meski mobil listrik terkenal dengan harganya yang tinggi, biaya perawatan mobil listrik jauh lebih murah dibanding dengan mobil konvensional. Benarkah demikian?

Baca juga: Diklaim Rendah Emisi, Ini Beberapa Keuntungan Memiliki Mobil Listrik

Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh Quartz menunjukkan, bahwa pengeluaran biaya perbaikan mobil listrik lebih rendah dari internal combustion engine.

Dengan kata lain, meskipun harga mobil listrik saat ini memang terbilang masih cukup mahal, namun sebanding dengan pengeluaran perawatan yang terbilang murah.

Salah satu sampel yang dilakukan Quartz, yaitu pengeluaran biaya perawatan mobil listrik buatan General Motors, Chevrolet Bolts. Biaya perawatannya rata-rata sekitar USD205 atau setara dengan Rp 2,9 juta.

Model lain seperti Nissan Leaf dan Ford Focus elektrik membutuhkan biaya perawatan sekitar USD344 dolar dan USD386.

Baca juga: Bagaimana Kabar Terbaru dari Regulasi Mobil Listrik di Indonesia?

Selain itu, biaya perawatan mobil listrik yang harus dikeluarkan untuk pengisian tenaga baterai pada mobil listrik pun terbilang cukup terjangkau.

Dimana hasil penelitian pemilik mobil listrik seperti Nissan Leaf hanya membutuhkan pengeluaran biaya sekira USD32.580 atau sekitar Rp464 juta. 

Jumlah itu disebutkan untuk pemakaian mobil selama sembilan tahun.

Jika menggunakan mobil bahan bakar bensin pada penggunaan Ford Fusion, pemilik mobil harus mengeluarkan biaya sekira USD41.328 atau setara Rp586 juta dengan pemakaian waktu yang sama.

Bahkan, pada penelitian lain yang dikutip dari Clean Technica, sebuah penelitian di Kanada menyatakan bahwa 96% pemilik mobil listrik tidak akan kembali ke kendaraan bermesin konvensional.

75 persen pemilik mobil listrik mengisi ulang daya di rumah

Penelitian ini juga menemukan bahwa 75 persen pemilik mobil listrik mengisi ulang daya baterai di rumah. Artinya, pembelian kendaraan ramah lingkungan itu tak bergantung pada fasilitas di tempat umum.

Kemudian, berdasarkan penelitian tersebut, untuk menempuh 24 ribu kilometer, mobil listrik hanya membutuhkan biaya sebesar USD546 atau Rp7,5 jutaan.

Sedangkan pada kendaraan konvensional, uang yang dikeluarkan jauh lebih banyak, yakni mencapai USD1.255, setara Rp17 jutaan (Kurs USD1 = Rp13.748).

Hal lain yang ditemukan adalah biaya yang dikeluarkan mobil listrik bisa ditekan sampai di bawah USD1.000, sekitar Rp13,7 jutaan per tahun.

Tidak hanya biaya perawatan mobil listrik saja yang murah, biaya pajak mobil listrik juga dinilai lebih murah dibandingkan dengan mobil konvensional, sebab ada insentif yang sudah diterapkan untuk mobil listrik sejak Agustus 2019.

Baca juga: Perlu Diketahui, Ini Kelebihan dan Kekurangan Mobil Listrik

Selain itu, mobil listrik juga memiliki nilai yang lebih baik hingga dua kali lipat. Mobil listrik disebut hanya kehilangan 12% nilainya per tahun, berbeda dengan mobil bensin yang nilainya turun 24% per tahun

Lalu, bagaimana bila digunakan di Indonesia? Apakah biaya perawatan mobil listrik juga akan lebih murah?

Belum ada penelitian serupa yang dilakukan di tanah air. Namun, semoga saja hal yang sama juga bisa terjadi agar masyarakat perlahan-lahan bisa beralih menggunakan mobil yang minim emisi gas buang ini.

Semoga kedepannya harga mobil listrik bisa ditekan sehingga mampu menarik minat masyarakat untuk beralih ke mobil listrik yang lebih ramah lingkungan.