Air Garam Dapat Menghantarkan Arus Listrik, Bisa Jadi Alternatif Kelistrikan Mobil?

Seorang ilmuwan dari Sustainable Alternative Lighting (SALt) menemukan teknik menciptakan lampu yang bisa menyala selama delapan jam tanpa listrik, melainkan hanya segelas air dan dua sendok teh garam.

Dilansir dari ScienceAlert, sejak awal lampu ini sengaja diciptakan sebagai alternatif bagi mereka yang hidup tanpa listrik. 

Pasalnya, untuk dapat beraktivitas saat malam hari, masih banyak orang harus memanfaatkan minyak tanah untuk bisa menyalakan lampu akibat terbatasnya persediaan listrik.

Hal ini tentu memerlukan biaya yang mahal karena minyak tanah juga bukan barang murah untuk sekarang.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Bahan Bakar RON 95 Lebih Baik dari RON 92

Lampu garam yang disebut SALt  bekerja dengan prinsip baterai galvanik. Sistem ini terdiri dari larutan elektrolit yaitu air garam dan dua elektroda.

Ketika elektroda ditempatkan dalam elektrolit, energi mampu menghidupkan lampu. Uniknya, meski tanpa listrik, sistem ini bisa menyalakan lampu selama delapan jam sehari selama kurun waktu enam bulan.

Baca juga: Masuk Musim Kemarau, Perlukah Mengganti Oli yang Lebih Kental?

Lampu garam telah melalui tahap uji coba di Filipina. Sebanyak 7.000 pulau di Filipina belum memperoleh listrik, sehingga tim SALt memutuskan untuk mendistribusikan lampu ini untuk masyarakat setempat.

Dengan kata lain, air garam ternyata bisa menjadi alternatif penghantar listrik. Lantas, apakah air garam juga bisa menjadi alternatif sistem kelistrikan mobil?

“Air garam adalah salah satu alternatif elektrolit selain air accu atau lithium pada baterai kering. Namun, karena memiliki resistansi yang cukup tinggi maka air garam tidak bisa dipakai sebagai penghantar pada beban tinggi karena akan cepat panas dan menguap” ucap Yuliana, Kepala Bengkel Auto2000, Cikarang Indah, Kabupaten Bekasi, saat dihubungi Seva.id, Senin (12/4/2021).

Baca juga: Bikin Kabin Mobil Jadi Lebih Senyap agar Nyaman di Bulan Ramadan

Selain itu, menurutnya, air garam akan mengkristal pada suhu tinggi. Kemudian, karena memiliki sifat korosif yang tinggi maka akan sulit menjadi bahan untuk sel baterai yg biasanya terbuat dari timah atau tembaga.

Kesimpulannya, meski air garam merupakan larutan elektrolit dan mampu menghantarkan listrik, penggunaan air garam untuk sistem kelistrikan mobil tidak direkomendasikan.

Sehingga, sebaiknya pemilik mobil menggunakan air aki untuk mendukung sistem kelistrikan mobil. 

Umumnya, air aki dibedakan dari warna botol atau tutup botolnya. Ada yang berwarna merah dan biru, masing-masing memiliki kandungan dan fungsi yang berbeda.

Botol air aki yang berwarna merah dikenal dengan aki zuur. Cairan tersebut adalah H2SO4 atau asam sulfat yang biasanya dipakai untuk mengisi aki baru yang kosong dan belum ada airnya.

Sedangkan untuk yang berwarna biru, berisi H20 atau air murni. Cairan ini yang digunakan untuk mengisi air aki yang sudah berkurang.

Sementara itu, waktu yang tepat untuk mengisi air aki sebaiknya dilakukan saat mesin dingin atau tidak panas agar aki lebih awet.

Yuk, rawat aki mobil mu untuk menghindari kendala pada kelistrikan mobil, sehingga perjalanan senantiasa lancar, aman, dan nyaman.

Bila ingin melakukan penggantian aki, kamu bisa membawa mobilmu ke bengkel resmi. Tetapi, sebelum berangkat ke bengkel, lebih baik lakukan pemesanan terlebih dulu dengan fitur Booking Service Seva.id.

Atau, jika tidak punya waktu datang ke bengkel, kamu bisa menggunakan fitur Home Service. Jadi, mekanik profesional akan datang ke tempatmu dan memeriksa mobil kamu.

Mudah kan? Jadi, perjalananmu di bulan Ramadan bisa #MakinLancar tanpa tersendat.

Mau coba fitur Booking Service atau Home Service Seva.id? Langsung klik button di bawah ini ya.

Booking & Home Service